Senin, 02 Maret 2009

OBSESI SELEBRITIS



Tempat tanggal lahir gue di NEGARA, sebuah kebupaten kecil di Kalimantan Selatan. Kalo orang yang baca Temapat tanggal lahir gue, mereka akan pasti nanya, kamu lahir di Negara?. Negara Mana?…. duh aku bingung deh jawabnya…ya paling aku jawab ya Negara..! Terus dianya pasti nanya lagi, ya Negara mana?…akhirnya dari itu gue nyesal deh ngasih tau tempat kelahiran gue, karena jadi gue yang bingung sendiri …..



sejak tahun 2003 gue hijrah ke jakarta, dengan bermodal Naked, eh salah Nekad..niatnya seh jadi Seleb, tapi setelh gue ngaca lagi gue baru mikir ternyata gue memang pantes jadi seleb…..Tuh liha foto gue…kalo buat cover majalah flora dan fauna sih kayanya cocok, apalagi kalo membahas tetang kuda Nil….

tanpa mengurangi sedikitpun dari harapan dan cita-cita awal aku memantap tekad itu jadi sebuah obsesi, dan rela berbuat apa aja demi menjadi Selebritis. Meski rela berjuang dengan tetes darah penghabisan. Tapi ternyata nasib berkehendak lain, jadi seleb itu gak segampang yang aku pikirkan, dari sekian banyak tempat casting yang gue datangi, gak ada satupun yang menerima gue, bahkan tidak sedikit juga yang menolak gue sebelum ikutan casting, disebabkan karena muka gue di atas rata-rata dan dibawah rata-rata. Benar kata teman gue, kalo mau jadi artis itu kalo ganteng sekalian ganteng banget( Exsample: Henky kurniawan), tapi kalo mau tampang sekalian jeelekkk buanget( exsample: Tukul).kalo pas-pasan dan di tengah-tengah susah katanya….( gue banget tuh: bimbang nentuin ganteng atau jelek banget)…Akhirnya tekad yang sangat suci itu harus gue patahkan, bersama air banjir ciliwung, dan berakhirlah mimpi gue jadi seleb disebabkan hanya karena tampang…( sedih deh kalo ingat itu)….tapi untuk mengobati itu aku pun mau nerima tawaran seorang pencari talent ( sebut saja : Agency yan managemen, karena yang punya bernama yan, dikelola secara sendiri, dirumah sendiri, dan berkerja secara sendiri ) yang menawarkan untuk ikut bergabung di agency, tentu saja gue senang banget, aku pikir seperti ikut management artis seperti contoh manajement gitu….dengan modal membayar uang pendaftaran sebesar 100ribu, gue dengan bangganya mengawali dunia keartisan. Awalnya sih seperti layak seorang seleb baru, gue di calling untuk job sinetron laga ( apalagi aku baru bergabung dengan management itu baru satu hari), Wah…seru juga aku pikir, kayanya kalo laga gitu, pasti perannya jadi anggota kerajaan gitu, apalagi judul sinetron itu Angling darma ( popular banget tuh di kampung gue pada waktu itu). Dengan semangat aku pun pergi ke lokasi shooting dan berharap dapat peran jadi Pengeran atau setidaknya Sang Mahapatih yang di rebutkan Dayang-Dayang. Gue yakin banget gue pasti memerankan akting itu dengan penghayatan tinggi, Selayaknya Nicholas Saputra di film Gie, atau Seheboh Dewi Persik di film Tali Pocong Janda.

Dengan kepercayaan tinggi, aku dibawa ke ruang make-up, disanalah berkumpul para artis pendukung sinetron Angling Darma. Para artis yang dulunya hanya bisa dilihat di layar kaca kini ada didepan gue, tanpa babibu lagi gue langsung cepret kamera jadul gue ( bukan digital : secara dari kampung), gue lupa diri hingga foto-foto tanpa batas ( hingga artis yang baru ganti kostum/ alias nekad atau naked ke foto) dan akhirnya gue dapat tonjokan karena di anggap kurang sopan. Tonjokan artis yang berperan jadi permaisuri itu membuat kameraku rusak dan sebelah mataku jadi biru lebam.

Sebenarnya sih bukan karena tojokannya itu yang membuat aku panik, tapi disebabkan biru lebamnya itu yang membuat aku teringat kalo aku juga shooting hari ini. apa kata sutradara nanti kalo sebelah mataku biru, aduh berarti gue harus peranin pangeran atau maha patih yang matanya biru dong ( awal ke artisan yang buruk), nanti malah bikin imige awal ke penonton kalo aku pangeran si mata biru.

Tapi anehnya sang make up artis yang nanganin gue malah senang, dan kegirangan melihat lebam mata gue. Padahal aku sudah meminta-minta maaf, karena ini di luar kesengajaan ( ingin rasanya menuntut secara hukum si permaisuri dengan tuduhan penganiyaan dan menistakan ke gantengan gue). Si tukang make up, yang bernama Nince Twile Ale ale ( Namanya rebet dan si Banci kaleng itu gak mau kalo gak di panggil dengan mana lengkapnya, kalo gak bakal dia pukul dengan catok rambut), itu mulai mempermark muka gue dengan sadisnya. Awalnya gue disuruh lepas baju ( sumpah gue takut banget: takut-takut jadi korban pelecehan: gue bersumpah pasti melapor keperlindungan HAM Manula dan laki-laki). Tapi disebabkan karena demi jadi seleb gue bersedia diapain aja, hingga si Nince Twile ale-ale melumuri badan gue dengan bedak warna item ( baunya seperti kopi), awalnya gue mau protes, tapi ya sudahlah mungkin saja itu ramuan lulur untuk menghaluskan kulit gue, dan setelah di cuci badan gue bakal kenclong ( pangerankan harus mempunyai kulit yang halus), tapi lama-kelamaan si banci kaling makin memake-up gue dengan brutal, dia mulai mencorengkan berbagai bedak berwarna merah dan item keseleruh wajah gue, tanpa memikirkan perasaan gue. hampir setengah jam gue diperlakukan layaknya seorang pesakitan, akhirnya si banci kaling selesai memake-up gue. aku jadi bingung, karena seketika itu juga gue berubah bentuk menjadi serang lutung dengan badan yang hitam legam. dengan sopan akupun bertanya kepada banci kaling:

Gue : mas, kok make upnya gini?Banci kaleng: mas,mas, nama saya nince twile ale-ale.Mas, mang gue dari jawa?


Gue: oh ya Mba Nince twile ale-ale, kok saya jadi gini, memangnya saya berperan jadi apa?. bukannya jadi pangeran.


Banci Kaleng: Hey, mas, mas itu berperan jadi Gendrowo?. tau gendrowo?, Gendrowo itu dedemis, et salah dedemit. Jadi pangeran, mimpi kali….Sebel deh, muka kampung juga…

Gue jadi sock akibat penjelasan dari Banci kaleng, dan gue hanya jawab: Mas, mas emang gue dari JAWA, gue dari KALIMANTAN Tau….!!!!!

Sakit rasanya……, pantesen si banci senang dengan lebam mata gue, karena akan memudahkan make over dia, karena dengan begitu dia hanya perlu memberikan satu lingkaran biru lagi disebelah mataku yang gak kena tonjok….!!! Aduh sialnya gue mirip lagi jadi gendrowo,,,,benar-benar sangat penghayatan gue. aduh kalah nih Nicholas dan Dewi persik.
Terus yang lebih sialnya lagi, gue harus panjat-panjat pohon…nasib-nasib…!!!!…
Pesan Moral: Ternyata jadi artis itu memang gampang, kalo mau berperan jadi setan.

Pesan buat agency gue: Balikin uang pedaftaran gue

Pesan buat Nince twile ale-ale: Please deh, mang nama situ bagus banget, dan jangan panggil gue mas lagi: karena gue bukan orang jawa, gue dari kalimantan.

Pesan buat permaisuri yang nonjok gue: Fotonya seksi lo, terus ganti kamera gue atau gue tuntut….